Prof. Dr. Nasrudin Baidan, M. A: Hakekat Qurban, Memotong Sifat Hayawaniah

"Pada hakekatnya Qurban adalah sarana kita mendekatkan diri kepada Allah. Cara mendekat nya dengan kita menyisihkan harta kita untuk mengusahakan hewan qurban untuk dipotong. Ketika hewan qurban dipotong, maknanya kita memotong sifat-sifat hayawaniah kita, yang tersisa adalah sifat insaniahnya.

Prof. Dr. Nasrudin Baidan,  M. A: Hakekat Qurban, Memotong Sifat Hayawaniah
Suasana Sholat Idul Adha 1440 H, 11 Agustus 2019 di Lapangan Makamhaji, Sukoharjo
Egois, ingin menang sendiri, tidak peduli, korupsi, itu beberapa sifat hayawaniah yang mesti kita potong. Kita sisakan sifat insaniah kita. Kepedulian itu salah satu sifat insaniah kita. Jika kita bisa dekat dengan Allah dengan sarana Qurban ini, Insya Allah, korupsi, egois, ingin menang sendiri tak ada lagi.

Di akhir tahun 1440 H ini mari, Qurban tak hanya sekedar ritual. Ada makna yang mesti kita bawa setelahnya. Bila perlu mari kita buat "TASKAH" Tabungan Asuransi Kampung Akhirat. Mari sisihkan, perhari, atau perbulan, agar di akhir tahun berikutnya kita bisa ber Qurban, dan berbagi"

Begitulah isi khutbah Sholat Hari Raya Idul Adha 1440 H oleh Prof.  Dr. Nasrudin Baidan,  M. A, yang bertindak sebagai Imam sekaligus khotib. Sholat Hari Raya Idul Adha di Lapangan Makamhaji Kartasura ini dihadiri oleh masyarakat Makamhaji dan sekitarnya.

Dilaporkan oleh Pantia, sampai pagi itu, Tahun 2019 ini Desa Makamhaji tercatat 89 sapi dan 186 kambing siap di potong. Hal itu masih data sementara, karena yang melaporkan baru 40 masjd, sedangkan 54 sisanya belum melaporkan. Disampaikan oleh panitia, perolehan infak pagi itu (karena proses penghitungan belum selesai) sejumlah Rp. 17. 830.000,00.

Prof. Dr. Nasrudin Baidan,  M. A: Hakekat Qurban, Memotong Sifat Hayawaniah

Terimakasih LP2A, IPHI, BKM dan AMNI Makamhaji. Kerja bareng, kerja tim yang bermanfaat untuk kami. Jazakumullahu Khairan, ...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel